Monday, September 24, 2007

Gentoo: bring back the fun at linux

Sudah hampir kurnag lebih 1 minggu gw menggunakan Gentoo di laptop Thinkpad R50e "venom" yang merupakan properti kantor (untungnya bebas di oprak-oprek), sebelum ini gw sudah pernah mendual-boot ms.win dengan Ubuntu, backtrack dan terakhir Gentoo. Kedua Distro sebelumnya tidak memberikan kesulitan yang berarti, kemampuan mereka mengenali hardware sudah tidak di ragukan lagi. Mengapa gw tidak menginstall ubuntu (semoga tidak kontroversi) sebagai OS; adalah 1. karena gw sudah memiliki ubuntu feisty (upgrade from edgy) di "tarantula"; 2. gw sudah terlalu familiar dengan os ini (sudah hampir 2 tahun lebih), dan karena "user friendly"-nya terkadang membuat gw menjadi "penikmat" OS ini; 3. gw perlu belajar :) (Sebenarnya gw ingin menginstall *bsd di laptop ini tetapi karena satu dan lain hal gw putuskan menginstall Gentoo, bagaimanapun gw merasakan sedikit sentuhan BSD porting mode yang katanya mirip "portage" pada Gentoo)

BackTrack, salah satu distro livecd/install yang mengkhususkan sebagai Penetration Testing Disto, dan backtrack pun telah membuktikan eksistensinya. Dengan alasan memudahkan gw dalam melakukan riset menggunakan tools-tools yang umum dan gw butuhkan dan sudah terdapat didalam distro ini (disamping mendownload secar terpisah) maka gw putuskan untuk menginstall backtrack ke hardisk (sebelumnya gw jalankan via vmware dan menemui sedikit kesulitan, terutama urusan wifi interface). Banyak keuntungan yang bisa di peroleh dengan melakukan hal ini, terutama bagi teman-teman yang senang berurusan dengan "computer hacking dan security", karena dapat mempersingkat waktu terutama dalam mengumpulkan/menginstall dan memastikan aplikasi tersebut berfungsi apabila kita menginstallnya sendiri. Salah satu hal yang membuat gw merasa sedikit dibatasi, karena kustomisasi yang di lakukan oleh pembuat backtrack malah terkadang mengekang, dan menghambat proses eksplorasi. Sehingga backtrack-pun tidak berlangsung lama menjadi salah satu OS yang gw gunakan.


Sebenarnya gw sudah berkenalan dengan gentoo sejak 2004, kala itu perjalanan ber-organisasi (ISIC) membuat gw menemui beberapa teman di universitas negeri riau(UNRI) (alow yudhax (postgre), anton, balai_melayu, wisnu, dkk) , Saat itu gw masih pengguna setia keluarga Redhat (Fedora Core) dan sempat sedikit diberi penjelasan bahkan di berikan 1 buah cd kopian distro gentoo yang akhirnya gw bawa kembali Jakarta, tetapi sayangnya ke-fanatik-an gw dengan fedora membuat gw tidak sempat bereksplorasi lebih jauh dengan gentoo, disamping keterbatasan koneksi internet yang gw miliki.

Balik ke 5 hari yang lalu, saat gw pertama kali menginstall gentoo di laptop gw tersebut. Pada proses instalasi gw menemukan kembali GNU/linux yang hilang, dimana pada proses instalasi gw sudah melakukan kompile kernel secara manual (jika mau anda bisa menggunakan kernel yang sudah digunakan saat menggunakan live-cd), lalu pemilihan paket yang di install dsb.

Istilah "GNU/linux yang hilang", mungkin terkesan sulit dimengerti bagi sebagian/banyak orang yang mengenal GNU/linux saat ini, tetapi apabila anda merupakan pengguna GNU/linux pada awal-awal GNU/linux berkembang, dimana Xwindows adalah suatu hal yang "wah", dimana konsole adalah jendela indah yang selalu menemani anda, maka anda akan mengerti yang gw maksud. Gw bukanlah termasuk pengguna GNU/linux di awal-awal GNU/linux diciptakan, tetapi gw masih sempat menikmati GNU/linux yang "geeky", disaat dimana gw harus menikmati "kebodohan" gw sampai akhirnya menemukan cara dan pembelajaran yang tepat, yang mungkin berbeda dari cara yang ditemukan siapapun.

Dan seiring waktu berjalan, semakin lama gw merasa GNU/linux yang gw gunakan semakin mirip sistem operasi propietary (Sebut saja si MS), baik graphical user interface-nya yang memaksa spesifikasi komputer yang tinggi, "kerakusan penggunaan memori"-nya, aplikasi yang tidak di(gw) butuhkan di install secara default (sebut saja compiz), bahkan hampir-hampir "motif bisnis" yang terselip dibaliknya. Kembali ke pertama kali gw tertarik dengan GNU/linux (mungkin ini juga yang memotivasi sebagian kita), karena GNU/linux itu "kewl", sebagian besar pekerjaan dilakukan dengan "text-base", GNU/linux ringan dan mesin "terjelek"-pun bisa menjalankan GNU/linux, GNU/linux mengajarkan sesuatu yang baru dan kompatibilitas adalah suatu proses yang juga dapat kita pelajari (dengan mendeteksi hardware, menginstall driver, melakukan probing module, atau mengkonfigurasikan kernel misalnya) dan memungkinkan kita terlibat didalamnya.

Tidak ada yang salah dengan semakin "user-friendly"-nya GNU/linux kala ini, tetapi gw hanya merindukan masa-masa dimana gw merasa bahagia saat device wireless gw sukses dikenali setelah gw sukses memilih driver yang pas, mendaftarkannya dan membuatnya di eksekusi saat kernel di load. Jadi bagi yang rindu dengan kesenangan dibalik GNU/linux, silahkan untuk mencoba Gentoo :), terbukti kurnag lebih 1 minggu ini gw belajar terus ampe modar, n sepertinya makin bego aja :) .. hahaha ....


3 comments:

  1. bikin susah tidur nih gentoo :p

    ReplyDelete
  2. @rizzurant: hehehe, yang jelas bikin puas sepuas-puasnya kalo sukses kompile-kompile.. hehehehe bring linux back as linux

    ReplyDelete
  3. bro y3dips, ilikeit, terutama dari 5-7, ngena banget dihatiku.... ilupeu bro...

    ReplyDelete